Cerita Sex ini berjudul “Cerita Sex Pengalaman ML Dengan Janda Semok” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.
Ceritasexindo – Kisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu, Tepatnya awal bulan mei 2003, Panggil saja namaku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46 tahun, namanya panggil aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3 orang anak yang sudah besar-besar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat. Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ken yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu.
jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat.
Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ken.
“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi”, kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho.”
“Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu”, kata tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang.
“Iya saya sendiri?”, jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
“Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!”, aku benar-benar kaget bercampur aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?”, kataku agak gugup.
“Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?”, pinta tante Keny dari ujung telepon.
“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante”, jawabku. Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
“Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!” Suara lembut tante Ken yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
Kontolku semakin aku kayuh dengan cepat.
“Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar sayang..”, mulutku meracau ngomong sendiri.
Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya.
“Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?”, tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
“Ehm.. Eng.. Nggak tante”, jawabku.
“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!”, kata tente Ken seperti mengiba.
“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin”, jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya.
“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante”, jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..”, aku seperti tak mampu menyelesaikan kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
“Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki”, rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya.
Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang sudah basah oleh cairan.
tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..”, akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.
Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
“Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini”